Jumat, 05 Maret 2010

CINTAI PEKERJAANMU

Pekerjaan seringkali membuat kita stres dan bahkan frustasi. Padahal, harusnya, seberat apapun pekerjaan, tubuh dan pikiran Anda harus siap menjalankannya. Kesiapan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, dari soal makanan yang Anda konsumi sampai bagaimana Anda mengelola stres.
Jika makanan yang Anda konsumsi kurang bergizi, Anda tidak berolahraga, serta tidak mengelola stres dengan benar, tentu Anda akan merasa tidak maksimal dalam bekerja. Akibatnya, karier pun bisa terganggu.
Intinya, mereka tidak merawat diri mereka supaya siap menghadapi tantangan pekerjaan. Bagaimana Anda bisa mencintai pekerjaan Anda jika Anda sendiri merasa tidak berada pada performa puncak? Bagaimana bisa Anda mewujudkan mimpi-mimpi Anda jika Anda tak punya energi untuk mewujudkannya?
Kuncinya adalah bagaimana Anda mampu mengubah sikap dan pandangan terhadap pekerjaan. Bagaimana caranya? Simak beberapa trik berikut:
1 Tak perlu Marah
Marah itu biasa dan sangat manusiawi. Tetapi, ketika Anda marah, apapun alasan kemarahan itu, bisa dipastikan Anda menjadi tak punya energi positif untuk bekerja maksimal. Jadi, sebisa mungkin bebaskan diri dari amarah, baik kepada diri maupun lingkungan kerja. Beri maaf kepada diri Anda, beri maaf kepada lingkungan kerja, apalagi untuk hal-hal yang sepele.
Jika ini yang Anda lakukan, Anda pasti akan punya emosi positif yang juga bakal mendongkrak sikap positif Anda terhadap pekerjaan. Hasilnya, produktivitas dan semangat kerja pun bakal ikut terangkat.
2 Tak perlu Menyalahkan
Sepertinya, kita memang terbiasa hidup di lingkungan yang suka menyalahkan pihak lain. Sering, kan, kita menyalahkan orang lain, tapi begitu kita yang harus bertanggung jawab, kita buru-buru mencari kambing hitam. Menyalahkan pihak lain memang mudah dan membuat kita merasa nyaman.
Kenapa? Karena pada dasarnya manusia tidak suka untuk mengakui kesalahan. Namun, sisi buruknya adalah, dengan menyalahkan orang lain, Anda tidak bisa ikut aktif memperbaiki keadaan, karena Andalah yang tahu permasalahan sebenarnya.
Menyalahkan hanya akan menurunkan level energi Anda. Jadi, kalaupun Anda merasa ada yang tidak beres di kantor, daripada marah-marah tak jelas juntrungannya, cobalah melihat dari sisi lain dan ambil pelajaran darinya. Dengan cara ini Anda akan bisa melewati fase ini dan mengembangkan potensi positif diri Anda.
3.Ubah Keyakinan
Keyakinan memang menjadi modal kuat karyawan. Keyakinan menjadi dasar untuk menentukan kemana karier akan Anda bawa. Namun, yang harus dicermati adalah tak selamanya keyakinan itu berakibat positif.
Contoh, Anda menginginkan karier Anda suatu ketika berada pada posisi A, sementara di dasar hati, Anda meyakini yang lain. Maka yang terjadi adalah konflik antara keduanya, yang justru bisa mengganggu karier. Jadi, dalam hal karier, yakin itu penting tapi tidak selalu pas. Yang lebih tepat adalah Anda fokus untuk bekerja maksimal.
4.Ubah Sikap
Karier ibarat sebuah perjalanan, selalu ada kurva naik-turun sepanjang jalan yang dilalui. Di dunia karier, naik turun karier pun menjadi hal jamak. Ketika banyak hal bagus terjadi sepanjang karier, Anda pasti akan merasa nyaman dan bersemangat kerja tinggi. Namun sebaliknya, begitu terjadi hal yang tak diinginkan, akan lebih sulit untuk mengelola energi Anda dalam bekerja. Jadi, pastikan bahwa situasi dan sikap Anda tidak memengaruhi kinerja Anda sehari-hari.
5.Buat Pilihan Yang Lebih Baik
Perjalanan karier selalu dipenuhi pilihan-pilihan. Sebagian di antaranya menjadi penambah semangat, sebagian sisanya justru menjadi penghalang karier. Tentu, tak ada orang yang sengaja membuat pilihan buruk. Kemampuan pribadi dan pengalamanlah yang akan menjadikan seseorang makin lama makin mampu membuat pilihan-pilihan yang baik.
Mereka makin lama bisa memilah, mana yang baik dan mana yang tidak bagus untuk karier. Jadi, jangan pernah berhenti belajar membuat pilihan yang lebih baik, karena ini akan menempatkan Anda sebagai karyawan yang mumpuni pada akhirnya.
6.Pindah Kerja
Pertanyaan akhirnya adalah, “Apakah pekerjaan dan situasi plant membuat Anda betah atau sebaliknya, malah membuat Anda makin merasa tidak berkualitas?” Banyak orang memilih lebih lama bertahan di tempat kerjanya, padahal sebetulnya mereka tidak inginkan. Salah satu penyebabnya adalah karena mereka tak yakin masa depan mereka selepas pindah atau keluar dari pekerjaan.
Biasanya, yang mereka punyai adalah keyakinan bahwa mereka bisa melakukan sesuatu yang menghasilkan uang. Padahal, keyakinan saja tak cukup. Jadi, pindah kerja itu boleh dan baik-baik saja, asalkan alasannya tepat.

Kamis, 04 Maret 2010

Welcome To Merauke

Medco Group Ekspansi Ke Etanol
Turunnya produksi minyak bumi di dalam negeri menyusul menipisnya cadangan minyak di perut bumi mendorong Medco Group melakukan ekspansi ke sumber energi alternatif terbarukan etanol. Kawasan Indonesia Timur tepatnya Provinsi Papua merupakan daerah potensial yang mereka incar. Pemilik Medco group Arifin Panigoro, Senin (21/1) di Surabaya mengatakan induk perusahaan yang akan menangani adalah PT Medco Energi Internasional karena mereka telah memiliki kerjasama dengan PT Petrogas Brazil semacam perusahaan Pertamina milik pemerintah Brazil. Nilai investasinya sekitar 350 juta dollar AS. Dana itu tidak hanya digunakan untuk membangun pabrik etanol akan tetapi juga untuk membuka lahan tebu guna memasok kebutuhan pabrik. Etanol paling bagus menurutnya berasal dari tebu. Akan tetapi pasokan tebu di Indonesia masih sangat terbatas. Pasokan tebu paling besar terdapat di Jawa Timur. Akan tetapi jumlahnya hanya cukup untuk produksi gula. Disisi lain, ribuan hektar tanah di wilayah Indonesia Timur belum banyak dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Diakui memang, infrastruktur yang minim seperti akses transportasi dan belum tersedianya pelabuhan internasional menjadi kendala. Namun, hal itu bukan berarti tidak bisa di atasi. Salah satunya dengan memanfaatkan pelabuhan di Surabaya sebagai pintu gerbang lalu lintas dari dan menuju ke kawasan Indonesia Timur. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, Papua tepatnya Merauke sangat cocok untuk pengembangan tanaman tebu. Bahkan konon, tanaman tebu yang ada di Jawa itu juga awalnya berasal dari sana. Target produksinya sekitar 12.000 barrel per hari. Selain di Papua, Medco sudah lebih dulu mengembangkan etanol berbahan baku tebu ini di Lampung dengan produksi rata-rata 1.200 barrel per hari. Baik tanaman tebu yang di Lampung maupun di Papua, diprediksi bisa dipanen satu tahun lagi. Itu artinya, pabrik etanol Medco akan segera beroperasi. Terkait pengembangan etanol ini, Arifin berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang bersifat mendukung produksi etanol bisa digunakan di dalam negeri. Selama ini produksi etanol masih untuk konsumsi ekspor. Etanol tidak hanya bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan, akan tetapi sumbernya juga banyak ditemukan di Indonesia. Selain itu secara ekonomis, harganya pun relatif lebih murah dibanding minyak bumi. Sebagai gambaran, saat ini harga etanol di pasar internasional berada di kisaran Rp 65 dollar Amerika Serikat (AS) per barrel sedangkan minyak bumi harganya hampir mencapai 100 dollar AS per barrel. Untuk mendapatkan etanol pemerintah tidak perlu melakukan impor sehingga bisa menghemat cadangan devisa negara. Sementara itu, apabila masih menggunakan bahan bakar minyak bumi, pemerintah masih harus mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos angkut.

Menu favorit : Kepiting saus tiram


Bahan:
3 ekor kepiting ukuran sedang yang segar/hidup
2 sdm air jeruk nipisminyak goreng
Saus:
1 sdm minyak sayur
2 sdm margarin
50 g bawang Bombay, cincang
1 siung bawang putih, cincang
3 sdm saus tiram
1 sdm kecap asin
1 sdm saus Inggris
1 sdm saus tomat botolan
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdt garam
50 ml air

Cara membuat:
# Matikan kepiting, potong dua, bersihkan cangkang dan buang kakinya.
# Perciki air jeruk nipis. Tiriskan.
# Goreng dalam minyak banyak di atas api sedang hingga matang dan kering. Tiriskan.
# Saus: Panaskan minyak dan margarin hingga leleh.
# Tumis bawang putih dan bawang Bombay hingga layu. # Masukkan semua bumbu dan air, didihkan.
# Masukkan kepiting goreng, aduk rata. Angkat.
# Sajikan panas.
Untuk 3 orang

Salam Sumeleh

SUMELEH ADALAH SUATU KETOLOLAN KALAU PASIF
OLEH: Kiai Pager Rasa
Kita sering mendengarkan bahwa jika seseorang mengalami masalah atau hal yang berat, dan akhirnya mereka atau orang yang di sekitar mereka akan mengatakan atau memberikan nasehat untuk pasrah saja pada yang di Atas. Atau juga pasrah pada Tuhan saja. Hal ini terus diterjemahkan tidak usah melakukan apa-apa dan tidak usah untuk repot. Pendapat demikian menjadi umum.
Apakah memang harus demikian adanya bahwa kepasrahan yang pasif demikian menjadikan manusia menjadi bodoh dan tidak bertanggung jawab. Pasrah demikian adalah pasrah yang tidak berkawruh atau tidak mengerti alias tolol.
Pasrah atau Sumeleh pada Gusti Allah dalam arti yang sebenarnya adalah menjadi manusia yang aktif dan penuh inovatif akan rencana Gusti Allah. Bukan malah diam atau seolah-olah dianggap tidak terjadi apa-apa, itu adalah kecenderungan yang berakibat manusia menjadi manusia yang penuh dengan ketololan.
Maka hendaklah Sumeleh/Pasrah Kesaning Gusti Allah artinya pada saat kita, Sumeleh dijadikan kekuatan karena sandaran pada Gusti Allah. Dan inilah saatnya kita untuk “Sendika Lan Nyuwun Dawuh” tentang apa yang akan diberikan oleh Gusti Allah untuk kita.
Janganlah menganggap Gusti Allah akan memberikan misi atau tugas yang besar-besar dan rumit, kita akan diberi yang kecil dulu baru yang besar. “Hendaklah kamu setia dari hal kecil, maka kamu akan setia pada hal yang besar”
Hal kecil adalah hal yang kita akan jalankan setia hari, mungkin kita akan hanya disuruh untuk bangun pagi, tidur tepat waktu, mandi, makan, jalan, dan banyak lagi. Barulah akan ada hal besar. Dari situlah maka kita baru layak disebut Manusia Mistik
“Manusia Mistik yang sebenarnya adalah Sumeleh pada Kehendak Gusti Allah.Kehendak Gusti Allah adalah supaya manusia hidup dan tetap hidupHidup adalah menghidupi orang lainMenghidupi adalah membuat manusia lain menjadi benarBenar adalah Bertemu dengan Gusti Allah.”